Makalah Memahami Pendekatsn Pengembangan Kurikulum dan Mengirentifikasi Berbagai Pendekatan Dalam Pengembangan Kurikulum

Memahami Pendekatan Pengembangan Kurikulum dan Mengidentifikasi Berbagai Pendekatan Dalam Perkembang Kurikulum

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kurikulum Bimbingan Konselling)
Dosen Pembimbing: Veni Purnamasari, M.Pd











Disusun Oleh:

Lukh Lukh Kharisma 1711080169
Rinda Aprilia Sari 1711080081
Riska Novelia 1711080085



JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTASB TARBIYAH DAN KEGURUAN
TAHUN 1441 H/ 2019 M



KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kurikulum Bimbingan Konseling yang  berjudul  Pemahaman Diri yang diampu oleh Veni Purnamasari, M.Pd Dalam makalah ini kami telah berusaha mengumpulkan berbagai referensi dari buku dan internet yang terkait dengan judul makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi mahasiswa/i UIN Raden Intan Bandar Lampung. Kami mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan kami agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini.


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................3
BAB I pendahuluan........................................................................................4
Latar belakang................................................................................................4
Rumusan masalah..........................................................................................4
BAB II pembahasan......................................................................................5
Pengertian pengembang pendekatan Kurikulum.......................................5
Jenis Jenis Pendekatan.............................................................................16
BAB III penutup...........................................................................................17
Kesimpulan.........................................................................................17
Saran...................................................................................................17
Daftar pustaka..............................................................................................18









BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang

Dalam proses pelaksanaan pendidikan di Indonesia dengan tujuan pendidikan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa di masa depan maka diperlukannya  suatu rancangan pendidikan yang sering kita sebut dengan kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proses pendidikan.
Pengembangan kurikulum tersebut mempunyai berbagai model dalam pendekatannya yang digunakan sebagai proses atau langkah untuk mengembangkan kurikulum yang telah diterapkan agar kurikulum terebut dapat berjalan sesuai dengan rencana awal. Karena suatu kurikulum yang ditentukan akan mempengaruhi hasil pendidikan di masa yang akan datang. Dengan begitu pendekatan-pendekatan inilah yang nantiya akan diterapkan oleh pemerintah dalam mengembangkan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia ini sesuai dengan tujuan awal diterapkannya kurikulum.
Rumusan Masalah
Apa pengertian pendekatan pengembangan kurikulum?
Apa tujuan adanya pendekatan dalam pengembangan kurikulum?
Apa saja jenis-jenis pendekatan dalam pegembangan kurikulum?

 Tujuan
Menjelaskan pengertian dari pendekatan pengembangan kurikulum,
Menjelaskan tujuan adanya pendekatan dalam pengembangan kurikulum.
Menjelaskan jenis-jenis pendekatan dalam pengembangan kurikulum.


BAB II
PEMBAHASAN


Pengertian Pendekatan Pegembangan Kurikulum
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut Sukmadinata (2000 : 1), pengembangan kurikulum bisa berarti penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Bisa juga kurikulum ialah perencanaan kesempatam-kesempatan belajar yang ditunjukkan untuk membawa siswa ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa.
Pendekatan lebih menekankan pada usaha dan penerapan langkah- langkah atau cara kerja dengan menerapkan suatu strategi dan beberapa metode yang tepat, yang dijalankan sesuai dengan langkah-langkah yang sistematik untuk memperoleh hasil kerja yang lebih baik.
Menurut Geane, Topter dan Alicia bahwa Pengembangan Kurikulum adalah suatu proses dimana partisipasi pada berbagai tingkatan dalam membuat keputusan tentang tujuan, bagaimana tujuan direalisasikan melalui proses belajar mengajar dan apakah tujuan dan alat itu serasi dan efektif.
Pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penelitian terhadap kurikulum yang tidak berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.
  Dalam realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum pendidikan Islam tersebut ternyata mengalami perubahan-perubahan paradigma, walau dalam beberapa hal tertentu paradigma sebelumnya tetap dipertahankan hingga sekarang. Beberapa pendapat mengemukakan bahwa pengembangan kurikulum (curriculum development) adalah: the planning of learning opportunities intended to bring about certain desired in pupils, and assessment of the extent to which these change have taken place.
Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa peserta didik ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan tersebut telah terjadi pada setiap peserta didik.
Yang dimaksudkan pendekatan adalah cara kerja dengan menerapkan strategi dan metode yang tepat dengan mengikuti langkah-langkah pengembangan yang sistematis agar memperoleh kurikulum yang lebih baik. Setidak-tidaknya ada 4 pendekatan dalam pengembangan kurikulum di antaranya, yaitu: pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistik, pendekatan teknologi, dan pendekatan rekonstruksi social, Namun disini kami akan menguraikan tiga pendekatan yakni pendekatan subyek akademik, pendekatan humanistic, dan pendekatan teknologi.
 Jenis-Jenis Pendekatan
Pendekatan dalam pengembangan kurikulum merefleksikan pandangan seseorang terhadap sekolah dan masyarakat. Para pendidik pada umumnya tidak berpegang pada salah satu pendekatan secara murni, tetapi menganut beberapa pendekatan yang sesuai. Pendekatan dalam pengembangan kurikulum itu sangat erat hubungannya dengan teori atau aliran pendidikan yang dominan. Aliran tersebut adalah pendidikan klasik, pendidikan pribadi, pendidikan teknologi dan pendidikan interaksionis. Empat teori pendidikan mempunyai pendekatan yang berbeda dalam praktek pendidikan dan pengembangan kurikulum. Aliran pendidikan klasik menggunakan pendekatan subyek akademik, aliran pendidikan pribadi menggunakan pendekatan humanistis, aliran pendidikan teknologi menggunakan pendekatan teknologis, dan aliran interaksionis menggunakan pendekatan rekonstruksi social.
Pendekatan Subjek Akademis
Pendekatan subyek akademis adalah bentuk atau model tertua diantara model lainnya, dan biasanya suatu lembaga pendidikan atau sekolah sampai sekarang tidak bisa lepas dari pendekatan ini. Pendekatan subyek akademis adalah pendekatan yang sangat praktis, mudah digabungkan dengan pendekatan lain bila diperlukan. Pendekatan subyek akademis bersumber pada aliran pendidikan klasik yang berorientasi pada masa lalu. Pengembangan kurikulum subjek akademis dilakukan dengan cara menetapkan lebih dahulu mata pelajaran/mata kuliah apa yang harus dipelajari peserta didik yang diperlukan untuk persiapan pengembangan disiplin ilmu. Fungsi pendidikan adalah mempelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya dan ilmu pengetahuan masa lalu itu (transfer of knowledge).
Belajar adalah menguasai ilmu pengetahuan dan produk budaya sebanyak-banyaknya. Orang-orang yang dipandang berhasil adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar materi pembelajaran yang telah disiapkan dan disusun oleh para guru. Materi pembelajaran diambil dari semua jenis disiplin ilmu pengetahuan. Para ahli bidangnya masing-masing telah mengembangkan ilmu pengetahuan yang sistematis, logis, dan terpercaya. Para pengembang kurikulum tidak perlu menyusun mengembangkan bahan ajaran sendiri, tetapi hanya tinggal memilih bahan suatu displin ilmu yang telah dikembangkan oleh para ahlinya masing-masing. Kemudian mengorganisasikan bahan tersebut secara sistematis sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Dalam pendekatan subyek akademis guru sebagai penyampai bahan pelajaran memegang peranan yang sangat penting. Guru harus menguasai seluruh bahan atau materi pelajaran yang ada dalam kurikulum. Mereka harus menjadi ahli dalam bidang-bidang studi tertentu yang diajarkan dan diampunya. Lebih dari itu, guru adalah model dari para siswanya, segala yang disampaikan dan segala tindakan harus menjadi bagian dari kepribadian guru yang akan diikuti dan menjadi panutan bagi siswanya. Guru adalah orang yang harus bisa dipercaya apa yang dikatakannya, tindakannya harus dapat ditiru dan dicontoh oleh siswanya.
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan maksud atau tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi.
Tujuan
Tujuan kurikulum subyek akademis adalah pemberian pegetahuan yang solid serta melatih para peserta didik menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Peserta didik harus belajar menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya. Lembaga pendidikan harus memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk merealisasikan kemampuan mereka menguasai warisan budaya dan jika mungkin memperkayanya.
Metode
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulu sunjek akademis adalah metode ekspositori dan penyelidikan (inkuiri). Ide-ide diberikan kepada guru lalu dielaborasi (dilaksanakan) peserta didik sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sisematis, dengan ilustrasi yang jelas untuk elanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang diperoleh, dicari berbagai masalah penting, kemudian dirumuskan dan dicari cara penyelesaiannya.
Organisasi isi
Correlated Curriculum
Pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikolerasikan dengan pelajaran lainnya.
Unified atau Concentrated Curriculum
Pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup materi berbagai pelajaran disiplin ilmu.
Integrated Curriculum
Kalau di Unified masih tampak disiplin ilmunya tetapi di Integrated tidak kelihatan lagi disiplin ilmunya. Bahan ajar diintegrasikan dengan persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
Problem Solving Curriculum
Pola yang berisi topic pemecahan masalah social yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari berbagai ata pelajaran atau disiplin ilmu.
Evaluasi
Tentang kegiatan evaluasi, kurikulum subyekakademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi desesuaikan dengan tujuan dan sifat bahan pelajaran.
Sebagai sebuah pendekatan pengembangan kurikulum, subyek akademis tidak lepas dari kritikan-kritikan yang hal ini sekaligus menunjukkan kekurangannya.

Pendekatan Humanistis
Kurikulum ini berdasarkan aliran pendidikan kepribadian (personalized education), yang dikembangkan oleh John Dewey(progressive education) dan J.J Rousseoun(Romantic Education). Pendekatan humanistis lebih memberikan tempat utama kepada siswa. Hal ini bertolah pada asumsi bahwa anak didik adalah individu yang pertama dan utama dalam pendidikan. Mereka adalah subyek dan pusat kegiatan pendidikan. Anak didik itu memiliki potensi, kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Pendidikan Humanis juga berpegang pada teori Gestalt yang memandang bahwa anak adalah merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan diarahkan untuk membentuk manusia yang utuh bukan saja segi fisik, intelektual tetapi juga segi social dan afektif(sikap,emosi, perasaan, dan nilai).
Aliran ini berkembang atas reaksi atas praktek pendidikan yang lebih menekankan segi intelektual saja, dengan peran utama dipegang oleh guru. Menurut pandangan humanistis pendidikan adalah upaya yang berusaha untuk menciptakan situasi yang baik, rilex, dan akrab. Dengan situasi yang kondusif, siswa dapat mengembangkan segala potendi dirinya. Tugas pendidikan adalah memperluas kesadaran diri an mengurangi kesenjangan dan keterasingan dari lingkungan. Ada tiga aliran yang termasuk humanistis yaitu pendidikan konfluen, kritikisme radikal, dan mistikisme modern.
Pendidikan konfluen menekankan keutuhan pribadi dan individu yang harus merespon secara utuh baik pikiran maupun perasaan terhadap kesatuan yang menyeluruh dari lingkungan. Kritikisme radikal bersumber dari aliran romantisme Rousseou yang melihat bahwa pendidikan adalah upaya untuk membantu anak menemukan dan mengembangkan sendiri segala potensi yang ada pada dirinya. Dalam pendidikan tidak ada pemaksaan yang ada adalah dorongan dan rangsangan untuk berkembang. Mistikisme modern adalah aliran yang menekankan latihan dan pengembangan kepekaan perasaan, kehalusan budi pekerti, melalui sensitivity training,yoga, meditasi, kontempelasi,dzikir, dan lain-lain. Kurikulum himanistis mempunyai beberapa kharakteristik antara lain:
Tujuan dan fungsi
Kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman(pengetahuan) berharga membantu memperlancar perkembangan pribadi peserta didik. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri,orang lain, dan belajar. Semua itu merupakan bagian dari cita-cita perkembangan manusia yang teraktualisasikan diri adalah orang yang telah mencapai keseimbangan(harmoni) perkembangan seluruh aspek pribadinya baik aspek kognitif, estetik, maupun moral. Seseorang dapat bekerja dengan baik bila memiliki karakter yang baik pula.
Metode
Kurikulum humanistis menuntut konteks hubungan emosional yang baik antara pendidik dan peserta didik. Pendidik/ guru selain harus mampu menciptakan hubungan yang hangat dengan peserta didik, juga mampu menjadi sumber. Ia harus mampu memberi materi yang menarik dan mampu menciptakan situasi yang memperlancar proses belajar. Pendidik harus emberikan dorongan kepada peserta didik atas dasar saling percaya. Peran mengajar bukan saja dilakukan oleh pendidik tetapi juga oleh peserta didik. Pendidik tidak memaksakan sesuatu yang tidak disegaja peserta didik.
Organisasi isi
Salah satu kekuatan besar kurikulum humanistis terletak di dalam tekanannya pada integritas, yaitu kesatuan perilaku bukan saja yang bersifat intelektual tetapi juga emosional dan tindakan. Kurikulum humanistis juga menekankan keseluruhan. Kurikulum harus mampu memberikan pengalaman yang menyeluruh, bukan pengalaman yang terpenggal-penggal. Kurikulum ini kurang menekankan sekuens, karena dengan sekuens para peserta didik kurang memunyai kesempatan untuk memperluas dan memperdalam aspek-aspek perkembangannya.
Evaluasi
Kurikulum humanistis berbeda dengan kurikulum konvensional (subyek akademis). Model ini lebih mengutamakan proses daripada hasil. Kalau kurikulum konvensional terutama subyek akademis penilaian ditentukan secara obyektif dan mempunyai kriteria pencapaian, maka dalam kurikulum humanistis tidak ada kriteria. Ahli humanis lebih tertarik dalam pertumbuhan tanpa memperlihatkan tentang bagaimana pertumbuhan itu diukur atau ditemukan. Sasaran mereka adalah perkembangan anak supaya menjadi manusia yang lebih terbuka, lebih berdiri sendiri. Kegiatan yang mereka lakukan hendaknya bermanfaat bagi peserta didik. Kegiatan belajat yang baik adalah yang memberikan pengalaman yang akan membantu para peserta didik memperluas kesadaran akan dirinya dan orang lain dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Ketika diminta untuk mempertimbangkan efektivitas kurikulum mereka, ahli humanis biasanya percaya kepada penilaian subyektif oleh guru dan peserta didik.

Pendekatan Teknologis
Pendekatan ini memiliki kesamaan dengan pendekatan subyek akademis,yang menekankan pada isi dan materi kurikulum. Tetapi mempunyai perbedaan, yaitu diarahkan pada penguasaan kompetensi bukan diarahkan pada pengawetan dan pemeliharaan ilmu pengetahuan. Suatu kompetensi yang besar atau standar diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih sempit atau kompetensi dasar, yang ada pada akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang bisa diamati dan diukur.
Penerapan teknologi dalam bidang kurikulum terwujud dalam dua bentuk yaitu bentuk perangkat lunak(software) dan perangkat keras(hardware). Aplikasi teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi system, sedangkan aplikasi perangkat keras disebut teknologi alat. Teknologi alat lebih menekankan pada pengunaan alat-alat teknologis yang menunjang efisiensi dan efektivitas program pendidikan. Kurikulumya berisi rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media serta model-model pembelajaran yang banyaj melihat alat. Tanpa bantuan media maka proses pembelajaran tidak dapat berlangsung, karena perencanaan pembelajaran telah tersusun terpadu antara kegiatan-kegiatan pendidikan dengan media tersebut. Misalnya pembelajaran dengan media video, VCD, modul, computer, internet,dan lain-lain. Adapun teknologi sistem menekankan pada penyusunan program pembelajaran atau perencanaan pembelajaran yang menggunakan pendekatan sistem, baik dibantu oleh alat dan media maupun tidak. Dalam teknologi sistem ini pembelajaran tetap dapat berlangsug tanpabentuan media, karena media itu digunakan jika diperlukan.
Pendekatan teknologis dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan bertolak dari analisis kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan tertentu. Materi yang diajarkan, kriteria evaluasi sukses dan strategi belajarnya ditetapkan sesuai dengan analisis tugas (job description) tersebut. Rencana dan proses pembelajaran dirancang sedemikian rupa, sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan diukur dengan jelas dan terkontrol. Dalam menyusun kurikulum, sesungguhnya tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pendekatan teknologis, karena sifat-sifat atau karakter materi pelajaran itu berbeda. Termasuk dalam pendekatan ini adalah kurikulum berbasis computer yang kini sedang diterapkan oleh pemerintah. Adapun ciri-ciri kurikulum teknologi antara lain:
Tujuan
Tujuan pada kurikulum ini diarahkan pada pengarahan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan yang ersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut obyektif atau tujuan instruksional atau indicator. Obyektif atau indicator ini menggambarkan perilaku, perbuatan, atau kecakapan keterampilan yang dapat diamati atau diukur. Oleh karena itu tujuan pembelajaran sistem teknologi cenderung memperkuat pentingnya gagasan konvensional dan bagian tradisional dan bagian tradisional dari subyek akademik.
Metode
Pengajaran bersifat individual, tapi peserta didik menghadapi serentetan tugas yang harus dikerjakannya, dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok. Setiap peserta didik harus menguasai secara tuntas tujuan-tujuan program pengajaran. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah-langkah :
Penegasan tujuan
Para peserta didik diberi ejelasan tentang pentingnya mempelajari tujuan dan bahan tertentu. Atau, paling tidak mereka diberi uraian secara jelas tentang hal yang harus mereka pelajari.
Pelaksanaan pengajaran
Para peserta didik belajar secara individual malalui media buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara memberikan respon secara cepat terhadap persoalan-persoalan yang diberikan.
Pengetahuan tentang hasil
Kemajuan peserta didik dapat segera diketahui oleh peserta didik sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik selalu diberikan. Para peserta didik dapat segera mengetahui apa yang telah mereka kuasai dan apa yang masih harus dipelajari lebih serius.
Organisasi bahan ajar
Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu,tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi. Tujuan akhir program dinyatakan secara tepat dan operasional dan tujuan ini merupakan dasar untuk mengorganisasikan bahan pembelajaran. Bahan ajar atau kompetensi yang luas/besar dirinci menjadi bagian-bagian atau subkompetensi yang lebih kecil, yang menggambarkan objektif/indicator. Urutan dari obyektif-obyektif atau indikator-indikator ini pada dasarnya menjadi inti organisasi bahan.
Evaluasi
Fungsi evaluasi bermacam-macam, sebagai umpan balik bagi peserta didik dalam penyempurnaan penguasaan suatu susunan pelajaran (evaluasi formatif),umpan balik bagi peserta didik pada akhir suatu program atau semester (evaluasi sumatif). Evaluasi juga bisa menjadi umpan balik bagi pendidik dan pengembangan kurikulum untuk penyempurnaan kurikulum. Evaluasi yang mereka gunakan umumnya berbentuk tes obyektif. Sesuai dengan landasan pemikiran mereka,bahwa model pengajarannya menekankan sifat ilmiah, bentuk ini tes dipandang yang paling cocok.

Pendekatan Rekonstruksi Sosial
Pendekatan rekonstruksi social bersumber pada aliran interaksional. Pandangannya adalah bahwa pendidikan bukanlah upaya sendirianm tetapi adalah usaha bersama, kerja sama dan interaksi. Interaksi ini bukan hanya antara guru dengan murid tetapi juga antara murid dengan murid, antara murid dengan orang-orang disekitarnya dan dengan berbagai sumber belajar. Melalui interaki dan kerjasama ini para murd berusaha memecahkan masalah-masalah dalam masyarakar, menuju tatanan masyarakat yang lebih baik.
Dalam menyusun kurikulum atau program pendidikan keahlian bertolak dari problem yang dihadapi daam masyarakat, untuk selanjutnya untuk memerankan ilmu-ilmu dan teknologi serta bekerja secara kooperatif dan kolaboratif akan dicarikan upaya pemecahannya menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum tersebut disamping menekankan isi pembelajaran atau pendidikan juga sekaligus menekankan proses pendidikan dan pengalaman belajar. Pendekatan tersebut berasumsi bahwa manusia adalah makhluk social yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan manusia yang lain, selalu hidup bersama, berinteraksi dan bekerjasama. Berikut ciri-ciri dari disain Rekonstruksi Sosial yaitu antara lain:
Tujuan
Tujuannya adalah menghadapkan peserta didik pada tantangan, ancaman, hambatan-hambatan atau gangguan-gangguan yang dihadapi manusia.
Metode
Para pengembang kurikulum berusaha mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan peserta didik. Para pendidik berusaha membantu peserta didik menemukan minat dan kebutuhannya. Sesuai dengan minat masing-masing peserta didik, baik dalam kegiatan pleno maupun kelompok- kelompok berusaha memcahkan masalah social yang dihadapinya.
Pola organisasi
Pola organisasi kurikulum disusun seperti sebuah roda. Ditengah-tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah yang menjadi temautama dan dibahas sevara pleno. Dari tema utama dijabarkan sejumlah topic yang dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok, latihan-latihan, kunjungan dan lainnya. Topic-topik dengan berbagai kegiatan ini merupakan jari-jari. Suatu kegiatan jari-jari dirangkum menjadi satu kesatuan sebagai bingkai atau velg.
Evaluasi
Para peserta didik juga dilibatkan. Keterlibatan mereka terutama dalam memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan dinilai lebih dulu  baik ketepatan atau keluasan isinya, juga keampuhan menilai pencapaian tujuan-tujuan pembangunan masyarakat yang sifatnya kualitatif. Evaluasi tidak hanya menilai pengaruh kegiatan yang telah dikuasai peserta didik, tetapi juga menilai pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarakat. Pengaruh tersebut terutama menyangkut perkembnagna masyarakat dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat.



























BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum. Mempelajari dan menggambarkan semua sumber pengetahuan dan pertimbangan tentang tujuan-tujuan pengajaran, baik yang berkenan dengan mata pelajaran (subject course) maupun kurikulum secara menyeluruh. Jenis-jenis pendekatan ada 4 yaitu pendekatan Subjek Akademis, pendekatan Humanistis, pendekatan Teknologis, pendekatan Rekonstruksi Sosial

SARAN
Pendekatan digunakan sebagai pandangan dalam proses melakukan pengembangan kurikulum. Setiap lembaga pendidikan mempunyai pendekatan yang berbeda sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkannya. Walaupun pendekatan yang dilakukan dari pemerintah satu dengan pemerintah lainnya berbeda artinya tiap berganti jabatan berganti pula pendekatan yang diterapkan tetapi pada dasarnya tujuan pendidikan Indonesia tetaplah sama yaitu mencerdaskan anak-anak bangsa.










DAFTAR PUSTAKA

www.Sdn4sidorejo.blogspot.co.id/2012/02/pendekatan-pendekatan-dalam.html
Zaini,Muhammad.2009.Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi.Yogyakarta:Teras.
Sukiman.2013.Pengembangan   Kurikulum: Teori dan Praktik pada Perguruan Tinggi.Yogyakata: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga..
Muhaimin.2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan Perguruan Tinggi.Jakarta: Raja grafindo  Persada.
Hamalik,Oemar.2006.Manajemen Pengembangan Kurikulum.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hidayati,Wiji.2012.Pengembangan Kurikulum.Yogyakarta:Pedagogia.

Comments

Popular Posts